Your browser isn’t supported anymore. Update it to get the finest YouTube experience and our latest characteristics. Find out more
Nama tersebut diberikan karena Coban Sewu seakan memiliki “seribu” sumber air terjun berbeda. Tentu saja, jumlah sumbernya tak benar-benar ada seribu. Atau mungkin pernah mencapai seribu sumber air terjun di Coban Sewu? Nah, tak ada yang tahu pasti.
Bagi sobat native yang ingin menggunakan kendaraan umum, apabila dari luar kota bisa menggunakan kereta api atau juga bus.
You can find, however, an unbelievable see from the falls on the west facet before you decide to reach the ladders, so This can be really worth checking out obviously!
Lantaran perjalanan wisata cukup melelahkan dan jarang di temui pedagang kuliner, maka membawa bekal merupakan ide yang bagus.
The clarity of h2o and spot was even now awake keasriaannya. Coban Sewu is ideal for many who like pictures and adventure tour.
Journey Suggestion: When you visit the east entrance first ahead of the west, hold on on your ticket this means you don’t really have to shell out the doorway charge two times.
Berikut ini adalah informasi lebih lanjut tentang air terjun Coban Sewu atau yang banyak juga dikenal dengan nama air terjun Tumpak Sewu. Ada berbagai informasi yang mungkin akan dibutuhkan wisatawan, termasuk harga tiket masuk, alamat dan rute menuju ke lokasi.
Bila ingin meniti sungai pun, terdapat tali untuk berpegangan karena ada beberapa bagian sungai yang licin.
Diberi nama Tumpak Sewu karena air terjun ini memiliki aliran air yang banyak. Karena alirannya banyak, membuat air terjun ini nampak seperti tirai.
Air terjun dengan ketinggian ± 120 meter ini berada arahkan ke orang-orang ini di lembah curam memanjang pada elevasi 500 meter diatas permukaan laut. Berhulu dari Gunung Semeru dan membentuk aliran sungai Glidih Lumajang
I am misplaced for words to describe this extraordinary creation of mother mother nature. The 120-meter-higher curtain of falls at Tumpak Sewu thunders down into a shallow rock pool under.
Untuk simpang yang ke kiri, wisatawan akan diajak untuk melewati jalanan yang ekstrim, wisatawan mesti turun melintasi tebing batu melalui tangga tak sembarang tangga.
Dari pertarungan itu suami dari Dewi Anjarwati mati terbunuh sehingga menjadi janda yang dalam bahasa jawa disebut dengan Rondo.